Jumat, 30 Agustus 2013

The Cat

The Cat (2011-Korean Movie)-p1.jpg

Di sebuah Pet Shop “Kitty and Puppy” terlihat seorang gadis cantik bernama So Yeon yang sedang memandikan seekor kucing berwarna putih salju bernama Silky. Seorang Pria yang mengenakan sweater warna kuning tengah sibuk memilihkan pakaian yang cocok untuk kucing lainnya, dia adalah Bos So Yeon, Pemilik Pet Shop Kitty and Puppy.
“Apa kamu senang dengan perubahan yang terjadi padamu Silky?” gumam So Yeon sambil tersenyum “Pemilikmu tidak tahu apa yang kamu sukai kan? Semuanya berwarna merah muda” tambah So Yeon dan Silky hanya terus mengeong seolah-olah mengerti apa yang diucapkan So Yeon.
So Yeon tersenyum senang saat Silky sudah selesai dia mandikan, dikeringkan dan diberi pita berwarna biru di lehernya.

Seorang wanita masuk ke Pet Shop dan Bos So Yeon menyambutnya. Wanita tersebut membawa banyak barang belanjaan dan terlihat kelelahan.
“Di mana Silky?” tanya wanita tersebut yang ternyata adalah Nyonya Lee pemilik Silky.
“So Yeon-si” panggil Bos So Yeon dan tidak lama kemudian So Yeon keluar dengan menggendong Silky. Nyonya Lee terlihat senang dengan perubahan yang terjadi dengan Silky terutama warna pink bulat yang terdapat di wajah Silky.
Nyonya Lee membayar biaya pemeliharaan sekaligus perawatan Silky sementara So Yeon kembali bermain dengan Silky.
“Aigooo, kucing yang lucu” gumam So Yeon pada Silky di depan kaca sambil tersenyum. Senyum So Yeon perlahan memudar ketika merasakan ada sesosok bayangan hitam di kaca jendela di sampingnya yang mengawasinya. So Yeon seketika berbalik namun bayangan tersebut sama sekali tidak ada.

Bos So Yeon memanggil So Yeon dan mengatakan kalau Nyonya Lee akan pulang. So Yeon berbalik sejenak kepada Bosnya dan kembali melihat kaca di sampingnya yang tiba-tiba menjadi membeku membentuk kedua telapak tangan yang sedang menempel di kaca sepeninggalnya (jadi ingat Harry Potter and the prisoner of Azkaban, hehehehe).
So Yeon berjalan ke luar toko untuk membuang sampah. Tatapannya menangkap sosok Nyonya Lee yang sedang mengobrol dengan seorang pria di dalam mobil. Yang menarik perhatian So Yeon bukan pria yang sedang berbicara dengan Nyonya Lee melainkan sosok anak kecil yang sedang mengelus pipi Silky.

So Yeon terus terfokus pada sosok anak kecil tersebut dan anak kecil tersebut sepertinya tahu jika So Yeon sedang memperhatikannya. Baru saja anak kecil tersebut ingin berbalik, sebuah mobil tiba-tiba melintas dan menghalangi pandangan So Yeon. So Yeon sontak terkejut dan terperangah saat sosok anak kecil tersebut tiba-tiba menghilang.

Nyonya Lee sampai di depan gedung apartemennya. Tangan kanannya memencet tombol lift sementara tangan kirinya menggendong Silky. Terlihat jelas raut lelah di wajah Nyonya Lee. Pintu Lift terbuka, Nyonya Lee masuk ke dalam lift dan memencet angka 11 yang menunjukkan lantai apartemennya.

Rasa heran tiba-tiba muncul ketika pintu lift tidak mau tertutup. Nyonya Lee kembali menekan angka 11 namun pintu lift tetap tidak mau tertutup.
“Apa yang terjadi?” gumam Nyonya Lee sementara Silky yang ada digendongannya mulai tidak tenang “ada apa denganmu?” keluh Nyonya Lee kesal dan kembali menekan angka 11 hingga berulang kali hingga akhirnya pintu lift tertutup.

Angka yang menunjukkan di lantai mana lift berada masih menunjukkan lantai 1 dan berlangsung hingga beberapa detik hingga akhirnya angka berubah menjadi lantai 2.

Seorang pria yang berada di lantai 11 terlihat cemas karena sampai sekarang istrinya belum pulang juga.
“Kemana dia? katanya hanya pergi sementara untuk merubah penampilan kucing” gumam Tuan Lee dan berusaha menghubungi Hp Nyonya Lee. “Kenapa dia tidak mengangkat teleponnya?” tambah Tuan Lee dan sekarang berdiri di depan lift .
“Ah ini dia” tambah Tuan Lee ketika melihat angka menunjukkan lantai 8 dan perlahan-lahan bergerak dan akhirnya sampai di lantai 11.

Tuan Lee terheran karena pintu lift tidak terbuka dan samar-samar terdengar bunyi Hp yang dikenalnya dari dalam lift
“Yeobo, apa kamu di dalam? Jawab teleponnya” teriak Tuan Lee dan menekan tombol lift hingga berulang kali (kejadian pintu lift tidak terbuka kembali dialami Tuan Lee). Tuan Lee sontak terperanjat saat menemukan jasad Nyonya Lee yang terbujur kaku dengan mata dan mulut terbuka sementara kuku tangannya berdarah, sementara Silky mulai mengeong disampingnya dan mulai menjilati daerah sekitar mulutnya.

So Yeon memberi makan salah satu kucing peliharaan yang dititipkan pemiliknya. Pandangannya tiba-tiba teralihkan pada jam dinding yang telah menunjukkan pukul 2 lewat 5 menit siang.
Seperti hari-hari biasanya, So Yeon mengunjungi dokter psikiater tempatnya berobat. So Yeon menderita penyakit claustrophobia yaitu penyakit ketakutan pada tempat yang sempit dan gelap (seperti Kim Joo Won-Hyun Bin di k-drama Secret Garden). So Yeon berkata kalau dirinya penah mencoba naik kereta bawah tanah tetapi rasa takut itu masih ada namun untuk mencoba naik lift So Yeon sama sekali belum bisa.
“Aku sudah mencoba naik lift tetapi tetap tidak bisa dan sampai sekarang aku belum bisa berada dalam ruangan yang ada pintunya. Jika aku melakukannya….”
“Kamu merasa jika di sana ada api atau kamu tercekik hingga hampir mati?” tanya Dokter
“Mengapa aku tidak bisa sembuh? Aku sudah meminum obatku seperti yang diresepkan”
“Claustrophobia tidak bisa disembuhkan dengan obat-obatan, kamu harus menghadapi rasa takutmu sendiri, aku akan menulis resep seperti biasa”

So Yeon berjalan kembali ke Pet Shop. Saat hendak menyeberang, dirinya tanpa sengaja menangkap sosok yang dikenalnya yang berada dalam mobil patroli polisi.
Dari kejauhan So Yeon melihat sekumpulan orang yang sedang berkerumun di depan apartemen yang sudah dipasangi line police. Seorang polisi dipanggil oleh atasannya
“Hei Kim, ambil ini” ucap Bos Kim
“Apa kita harus mengambilnya? Sesuatu yang ditinggalkan di TKP?” tanya Jun Seok
“Jika kamu begitu khawatir ambil contoh bulunya dan hal lainnya. Hati-hati, kucing itu dirasuki”
“Itu tidak mungkin Pak” ucap Jun Seok tak percaya
“Pergi ke kantor dan ambil file CCTV” perintah Bos Jun Seok. So Yeon dari kejauhan tersenyum senang karena sosok yang dilihatnya benar adalah Jun Seok, orang yang dicintainya.
So Yeon berjalan mendekati Jun Seok dan menyapanya.
“Annyeonghaseyo”
“Annyeonghaseyo” jawab Jun Seok dan berusaha mengenali wajah gadis dihadapannya. “Seragam itu cocok denganmu” puji So Yeon
“Oh, apa kamu tinggal di daerah sini?” tanya Jun Seok
“Ah tidak, aku kebetulan bekerja di sebuah Pet Shop. Aku mewarnai pipinya beberapa saat yang lalu” ucap So Yeon pada Jun Seok dan melihat wajah Silky
“Benarkah? Ini kepunyaan wanita yang meninggal dalam kecelakaan”
“Dia meninggal? Karena apa?” ucap So Yeon terkejut
“Aku tidak yakin. Mereka berpikir mungkin karena serangan jantung. Apa kamu mau memeliharanya?” tanya Jun Seok
“Apa?” tanya So Yeon balik
“Ah, kamu pasti tidak bisa” ucap Jun Seok sedikit kecewa
“Tidak apa-apa, aku akan membawanya” ucap So Yeon dan mengambil Silky
“gumawo” jawab Jun Seok “bagaimana kabar Bo Hee?” tanya Jun Seok
“Baik” jawab So Yeon singkat dan raut wajahnya berubah menjadi sedih karena hal yang pertama diingat Jun Seok di pertemuan pertama mereka lagi adalah Bo Hee sahabat So Yeon
“Boleh aku meminta nomor teleponmu? Aku akan menelepon jika pemiliknya menginginkannya kembali”

So Yeon meminta ijin kepada Bosnya untuk membiarkan Silky tinggal sementara di Pet Shop namun Bos So Yeon menolak dengan alasan pelanggan lain akan terganggu dengan kehadiran Silky karena Silky adalah yang terakhir bersama dengan Nyonya Lee sebelum Nyonya Lee meninggal. Bos So Yeon mendorong So Yeon agar menyingkir karena mengganggu jalannya dan hal itu membuat Silky marah dan menggeram.
So Yeon memasukkan Silky ke dalam kandang namun Silky terlihat tidak tenang dan terus mengeong.
“Ada apa Silky?” tanya So Yeon namun Silky tetap mengeong. So Yeon kembali menyadari kehadiran seseorang di sampingnya dan benar saja, kali ini sosok tersebut benar-benar muncul dan menampakkan diri di jendela di samping kanan So Yeon. So Yeon sontak terkejut dan terjatuh. Sosok anak kecil dengan rambut model Bob dan muka berwarna hitam begitu mengejutkan So Yeon. So Yeon mencoba memeriksa keluar toko namun yang ada hanya jalanan sepi dan seekor kucing di kejauhan yang memperhatikannya. cocok denganmu” puji So Yeon
“Oh, apa kamu tinggal di daerah sini?” tanya Jun Seok
“Ah tidak, aku kebetulan bekerja di sebuah Pet Shop. Aku mewarnai pipinya beberapa saat yang lalu” ucap So Yeon pada Jun Seok dan melihat wajah Silky
“Benarkah? Ini kepunyaan wanita yang meninggal dalam kecelakaan”
“Dia meninggal? Karena apa?” ucap So Yeon terkejut
“Aku tidak yakin. Mereka berpikir mungkin karena serangan jantung. Apa kamu mau memeliharanya?” tanya Jun Seok
“Apa?” tanya So Yeon balik
“Ah, kamu pasti tidak bisa” ucap Jun Seok sedikit kecewa
“Tidak apa-apa, aku akan membawanya” ucap So Yeon dan mengambil Silky
“gumawo” jawab Jun Seok “bagaimana kabar Bo Hee?” tanya Jun Seok
“Baik” jawab So Yeon singkat dan raut wajahnya berubah menjadi sedih karena hal yang pertama diingat Jun Seok di pertemuan pertama mereka lagi adalah Bo Hee sahabat So Yeon
“Boleh aku meminta nomor teleponmu? Aku akan menelepon jika pemiliknya menginginkannya kembali”

So Yeon meminta ijin kepada Bosnya untuk membiarkan Silky tinggal sementara di Pet Shop namun Bos So Yeon menolak dengan alasan pelanggan lain akan terganggu dengan kehadiran Silky karena Silky adalah yang terakhir bersama dengan Nyonya Lee sebelum Nyonya Lee meninggal. Bos So Yeon mendorong So Yeon agar menyingkir karena mengganggu jalannya dan hal itu membuat Silky marah dan menggeram.
So Yeon memasukkan Silky ke dalam kandang namun Silky terlihat tidak tenang dan terus mengeong.
“Ada apa Silky?” tanya So Yeon namun Silky tetap mengeong. So Yeon kembali menyadari kehadiran seseorang di sampingnya dan benar saja, kali ini sosok tersebut benar-benar muncul dan menampakkan diri di jendela di samping kanan So Yeon. So Yeon sontak terkejut dan terjatuh. Sosok anak kecil dengan rambut model Bob dan muka berwarna hitam begitu mengejutkan So Yeon. So Yeon mencoba memeriksa keluar toko namun yang ada hanya jalanan sepi dan seekor kucing di kejauhan yang memperhatikannya.cocok denganmu” puji So Yeon
“Oh, apa kamu tinggal di daerah sini?” tanya Jun Seok
“Ah tidak, aku kebetulan bekerja di sebuah Pet Shop. Aku mewarnai pipinya beberapa saat yang lalu” ucap So Yeon pada Jun Seok dan melihat wajah Silky
“Benarkah? Ini kepunyaan wanita yang meninggal dalam kecelakaan”
“Dia meninggal? Karena apa?” ucap So Yeon terkejut
“Aku tidak yakin. Mereka berpikir mungkin karena serangan jantung. Apa kamu mau memeliharanya?” tanya Jun Seok
“Apa?” tanya So Yeon balik
“Ah, kamu pasti tidak bisa” ucap Jun Seok sedikit kecewa
“Tidak apa-apa, aku akan membawanya” ucap So Yeon dan mengambil Silky
“gumawo” jawab Jun Seok “bagaimana kabar Bo Hee?” tanya Jun Seok
“Baik” jawab So Yeon singkat dan raut wajahnya berubah menjadi sedih karena hal yang pertama diingat Jun Seok di pertemuan pertama mereka lagi adalah Bo Hee sahabat So Yeon
“Boleh aku meminta nomor teleponmu? Aku akan menelepon jika pemiliknya menginginkannya kembali”

So Yeon meminta ijin kepada Bosnya untuk membiarkan Silky tinggal sementara di Pet Shop namun Bos So Yeon menolak dengan alasan pelanggan lain akan terganggu dengan kehadiran Silky karena Silky adalah yang terakhir bersama dengan Nyonya Lee sebelum Nyonya Lee meninggal. Bos So Yeon mendorong So Yeon agar menyingkir karena mengganggu jalannya dan hal itu membuat Silky marah dan menggeram.
So Yeon memasukkan Silky ke dalam kandang namun Silky terlihat tidak tenang dan terus mengeong.
“Ada apa Silky?” tanya So Yeon namun Silky tetap mengeong. So Yeon kembali menyadari kehadiran seseorang di sampingnya dan benar saja, kali ini sosok tersebut benar-benar muncul dan menampakkan diri di jendela di samping kanan So Yeon. So Yeon sontak terkejut dan terjatuh. Sosok anak kecil dengan rambut model Bob dan muka berwarna hitam begitu mengejutkan So Yeon. So Yeon mencoba memeriksa keluar toko namun yang ada hanya jalanan sepi dan seekor kucing di kejauhan yang memperhatikannya. So Yeon memutuskan pulang ke rumah dan membawa Silky. Dalam perjalanan So Yeon kembali merasakan seseorang memata-matai dan mengikutinya namun saat So Yeon berbalik tidak ada siapapun.
So Yeon tinggal sendirian di sebuah apartemen sederhana. So Yeon menjelaskan kepada Silky kalau tidak ada sebuah pintu pun di rumahnya karena So Yeon ketakutan dengan pintu yang tertutup bahkan di kamar mandi pun tidak ada pintu. So Yeon menciumi Silky dan mengatakan jika dia akan menjaga Silky dengan baik.

Hp So Yeon berbunyi dan yang menelepon adalah Bo Hee, sahabatnya dan juga merupakan gadis yang disukai Jun Seok. Bo Hee menelepon So Yeon ingin memberitahu jika dirinya sudah menemukan kucing yang akan dipeliharanya di tempat penampungan hewan dan meminta So Yeon untuk menemaninya. So Yeon bertanya untuk apa lagi Bo Hee ingin memelihara kucing, kucing yang dulu sempat dipeliharanya juga tidak bisa dijaga dengan baik. Di ujung telepon, Bo Hee hanya tersenyum dan mengatakan jika dirinya kali ini serius dan akan merawat kucing tersebut dengan baik.
“Bo Hee, aku bertemu Jun Seok hari ini”
“Di mana?” tanya Bo Hee pura-pura antusias “Di dekat Pet Shop, dia bekerja sebagai polisi sekarang”
“Sungguh? Dia akhirnya menjadi polisi”
“Kamu tidak bertemu dengannya sejak saat itu kan?”
“Mengapa aku harus bertemu dengannya, ini antara kita, tidak masalah bagiku. Kamu dulu menyukainya kan?”
“Aku tutup dulu” ucap So Yeon dan mengakhiri percakapannya dengan Bo Hee. Selang beberapa detik kemudian So Yeon tersenyum ketika menyadari jika dulu dia menyukai Jun Seok bahkan hingga hari ini.

So Yeon mengajak Silky ke kamarnya dan mulai bermain-main dengan Silky. Silky awalnya terlihat senang namun beberapa menit kemudian Silky berlari bersembunyi di bawah tempat tidur So Yeon.
“Silky, apa kamu ingin aku mencarimu?” panggil So Yeon dan mulai mencari Silky di samping lemari, “di mana kamu?” panggil So Yeon sekali lagi dan terdengar suara Silky mengeong.
So Yeon menunduk, “kena kamu” ucap So yeon senang dan menarik Silky keluar dari kolong tempat tidur. So Yeon terkejut saat melihat sepasang mata berwarna hijau di bawah kolong tempat tidur. Ingin memastikan apa yang dilihatnya, So Yeon kembali menunduk dan tercengang saat mata tersebut perlahan mendekat dan muncul sosok wajah yang menyeramkan. So Yeon mundur seketika dan tak henti-hentinya berusaha mengatur nafasnya yang tak beraturan.

Keesokan harinya, So Yeon kembali menemui psikiater dan menjelaskan apa yang dilihatnya semalam di kamarnya.
“Apa ini pertama kali kamu melihatnya?”
“Tidak, aku pernah melihatnya di tempat kerja, di jendela”
“Apa kamu pernah memotong rambutmu model Bob sewaktu masih kecil?”
“Aku pikir demikian” jawab So Yeon tak yakin. Rasa ketakutan masih menyelimutinya dan tak henti-hentinya memainkan kukunya seperti yang dilakukan Ji Hyun di k-drama 49 days.
“Kamu masih berumur 6 tahun saat mengalami trauma kan? Ingatan bisa kembali dalam mimpi, ini bagian dari proses pemulihan dan akan segera membaik” ucap Psikiater berusaha menenangkan So Yeon.
Di dalam Bus, perjalanan menuju tempat penampungan kucing (sesuai kesepakatan So Yeon dan Bo Hee) So Yeon hanya terdiam dengan pikiran yang kalut. Di sebelahnya Bo Hee menyadari hal tersebut dan mengatakan kalau dirinya tak apa-apa jika So Yeon memang menyukai Jun Seok. So Yeon mengelak dan mengatakan bukan Jun Seok sekarang yang sedang dipikirkannya melainkan hal lain.
Bo Hee dan So Yeon akhirnya sampai di tempat tujuan mereka. So Yeon dan Bo Hee berjalan perlahan ketika melewati dinding yang dipenuhi foto-foto dan kertas beraneka jenis kucing yang dicari pemiliknya. So Yeon kembali bertanya apa sebenarnya tujuan Bo Hee ingin memelihara kucing apalagi kucing yang ingin dipeliharanya adalah kucing berbulu panjang. Bo Hee menjawab kalau dia ingin menjadikannya objek untuk latihan daripada mereka harus berada di penampungan, setidaknya ada timbal balik apa yang akan dilakukan Bo Hee dengan kucing pilihannya nanti. So Yeon berusaha menasehati Bo Hee agar jangan melakukannya jika tujuannya hanya untuk main-main saja namun Bo Hee tak mau mendengar.

So Yeon dan Bo Hee memasuki sebuah ruangan yang terlihat gelap. Seorang wanita dengan potongan rambut pendek keluar dan menanyakan maksud tujuan kedatangan mereka.
“Aku sudah menelepon, aku ingin mengadopsi kucing” jawab Bo Hee
Wanita tersebut yang ternyata adalah seorang dokter hewan memanggil seorang pria yang sekali lagi bernama Lee. Lee mengantar Bo Hee dan So Yeon ke gedung belakang yang memang menjadi pusat penampungan hewan-hewan yang tak bertuan.

Lee dan Bo Hee masuk terlebih dahulu ke dalam gedung sementara So Yeon berusaha mencari penyanggah agar pintu tetap terbuka lebar dan cahaya bisa masuk ke dalam gedung yang terlihat gelap.
Bermacam-macam jenis anjing dan kucing yang berada di tempat penampungan tersebut. Fisik mereka terlihat memprihatinkan dan hal tersebut membuat So Yeon iba terutama ketika melihat seekor kucing yang terlihat sangat kurus dan menatapnya dengan tatapan sendu.
“Yang ini manis sekali” teriak Bo Hee pada So Yeon
“Ini adalah kucing chinchilla” jawab So Yeon dan tersenyum pada kucing lucu di dalam kandang
“Kenapa kamu menyukai kucing?” tanya Lee ikut nimbrung
“Mereka manis, yang ini namanya siapa?” tanya Boo Hee
“dimwit” jawab Lee, “silahkan lihat-lihat dulu” kata Lee berlalu pergi sambil menguap

Lee melangkah menuju sebuah ruangan di sebelah gedung. Sama seperti gedung yang sebelumnya, ruangan yang dimasuki Lee sama gelapnya bahkan lebih gelap. Di dalamnya terdapat sebuah tungku besar yang sengaja dipersiapkannya untuk menghilangkan jejak kucing-kucing yang sudah mati karena sama sekali tidak dirawat dengan baik. Dengan santainya Lee memasukkan dua bangkai kucing yang sudah tak bernyawa ke dalam tungku dan menyalakan tungku.
“Kamu sudah putuskan?” teriak Lee pada Boo Hee yang masih melihat kucing
“Aku akan mengambil Dimwit” jawab Bo Hee
“Permisi” ucap So Yeon pada Lee dan tak hentinya menatap seekor kucing yang sudah mati di dalam kandang dengan iba
“Ah, sekali lagi mati. Kenapa tak dari tadi sebelum aku pergi” keluh Lee

Lee keluar dari gedung bersama-sama degan Bo Hee, naas saat keluar Bo Hee tanpa sengaja menyentuh pintu yang mengakibatkan batu yang mengganjal pintu tergeser dan otomatis pintu tertutup seketika. So Yeon tentu saja panik dan berlarian menuju pintu. Penyakit claustrophobia yang dideritanya membuatnya ketakutan.
Bermacam-macam jenis anjing dan kucing yang berada di tempat penampungan tersebut. Fisik mereka terlihat memprihatinkan dan hal tersebut membuat So Yeon iba terutama ketika melihat seekor kucing yang terlihat sangat kurus dan menatapnya dengan tatapan sendu.
“Yang ini manis sekali” teriak Bo Hee pada So Yeon
“Ini adalah kucing chinchilla” jawab So Yeon dan tersenyum pada kucing lucu di dalam kandang
“Kenapa kamu menyukai kucing?” tanya Lee ikut nimbrung
“Mereka manis, yang ini namanya siapa?” tanya Boo Hee
“dimwit” jawab Lee, “silahkan lihat-lihat dulu” kata Lee berlalu pergi sambil menguap

Lee melangkah menuju sebuah ruangan di sebelah gedung. Sama seperti gedung yang sebelumnya, ruangan yang dimasuki Lee sama gelapnya bahkan lebih gelap. Di dalamnya terdapat sebuah tungku besar yang sengaja dipersiapkannya untuk menghilangkan jejak kucing-kucing yang sudah mati karena sama sekali tidak dirawat dengan baik. Dengan santainya Lee memasukkan dua bangkai kucing yang sudah tak bernyawa ke dalam tungku dan menyalakan tungku.
“Kamu sudah putuskan?” teriak Lee pada Boo Hee yang masih melihat kucing
“Aku akan mengambil Dimwit” jawab Bo Hee
“Permisi” ucap So Yeon pada Lee dan tak hentinya menatap seekor kucing yang sudah mati di dalam kandang dengan iba
“Ah, sekali lagi mati. Kenapa tak dari tadi sebelum aku pergi” keluh Lee

Lee keluar dari gedung bersama-sama degan Bo Hee, naas saat keluar Bo Hee tanpa sengaja menyentuh pintu yang mengakibatkan batu yang mengganjal pintu tergeser dan otomatis pintu tertutup seketika. So Yeon tentu saja panik dan berlarian menuju pintu. Penyakit claustrophobia yang dideritanya membuatnya ketakutan.
Bermacam-macam jenis anjing dan kucing yang berada di tempat penampungan tersebut. Fisik mereka terlihat memprihatinkan dan hal tersebut membuat So Yeon iba terutama ketika melihat seekor kucing yang terlihat sangat kurus dan menatapnya dengan tatapan sendu.
“Yang ini manis sekali” teriak Bo Hee pada So Yeon
“Ini adalah kucing chinchilla” jawab So Yeon dan tersenyum pada kucing lucu di dalam kandang
“Kenapa kamu menyukai kucing?” tanya Lee ikut nimbrung
“Mereka manis, yang ini namanya siapa?” tanya Boo Hee
“dimwit” jawab Lee, “silahkan lihat-lihat dulu” kata Lee berlalu pergi sambil menguap

Lee melangkah menuju sebuah ruangan di sebelah gedung. Sama seperti gedung yang sebelumnya, ruangan yang dimasuki Lee sama gelapnya bahkan lebih gelap. Di dalamnya terdapat sebuah tungku besar yang sengaja dipersiapkannya untuk menghilangkan jejak kucing-kucing yang sudah mati karena sama sekali tidak dirawat dengan baik. Dengan santainya Lee memasukkan dua bangkai kucing yang sudah tak bernyawa ke dalam tungku dan menyalakan tungku.
“Kamu sudah putuskan?” teriak Lee pada Boo Hee yang masih melihat kucing
“Aku akan mengambil Dimwit” jawab Bo Hee
“Permisi” ucap So Yeon pada Lee dan tak hentinya menatap seekor kucing yang sudah mati di dalam kandang dengan iba
“Ah, sekali lagi mati. Kenapa tak dari tadi sebelum aku pergi” keluh Lee

Lee keluar dari gedung bersama-sama degan Bo Hee, naas saat keluar Bo Hee tanpa sengaja menyentuh pintu yang mengakibatkan batu yang mengganjal pintu tergeser dan otomatis pintu tertutup seketika. So Yeon tentu saja panik dan berlarian menuju pintu. Penyakit claustrophobia yang dideritanya membuatnya ketakutan.
“Bo Hee-ah, Bo Hee-ah” panggil So Yeon berulang kali. “Apa ada orang di luar sana” teriak So Yeon sekali lagi sambil menggedor-gedor pintu namun tetap tidak ada seorang pun yang datang. Para anjing dan kucing di dalam gedung mulai mengeluarkan suara mengerikan yang membuat suasana gedung semakin mencekam.

Pandangan So Yeon mulai kabur dan sesaat kemudian So Yeon terjatuh di lantai dan mulai muntah dan anehnya yang dimuntahkan So Yeon adalah bulu-bulu kucing. Bo Hee masuk ke dalam gedung dan panik ketika melihat So Yeon berada di lantai.

Di tempat lain
Seorang polisi wanita sedang melihat rekaman cctv lift tempat di mana Nyonya Lee, pemilik Silky ditemukan mati. Jun Seok yang kebetulan lewat akhirnya ikut melihat rekaman cctv tersebut. Rekaman cctv menampilkan sesaat sebelum Nyonya Lee masuk ke dalam lift dan ketika Silky memberontak dan meloncat turun dari gendongan Nyonya Lee hingga akhirnya terlihat raut wajah ketakutan Nyonya Lee.
“Apa yang terjadi?” gumam salah polisi wanita terkejut saat rekaman tersebut tiba-tiba berhenti.
“Coba lihat ini, menitnya masih terus berjalan” ucap salah satu polisi sambil menunjuk menit rekaman di layar komputer
“Kamu benar” ucap polisi wanita. Beberapa detik kemudian gambar menjadi kabur dan kembali normal. Di layar terlihat Nyonya Lee yang menggedor-gedor pintu lift dan sesaat kemudian terjatuh di lantai sambil memegangi lehernya seolah-olah ada yang mencekiknya. Salah satu polisi mengatakan kalau Nyonya Lee mengalami gangguan kejiwaan, sementara polisi yang lain ikut menimpali jika Nyonya Lee mengalami kepanikan yang menyebabkannya mendadak mati namun bagi Jun Seok kedua alasan teman-temannya tak masuk akal dan pasti ada alasan lain penyebab kematian Nyonya Lee.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar